Latest Videos

TERBENTUKNYA KAMPUNG LEWOHALA


(Honi tobo wani pae lewohala)


Berdirinya kampung Lewohala ditandai dengan upacara sejuk dingin yang disebut dengan: “ tewu tanah sira paji, wulu bure bala kenera, hodi ekan lagadoni lodan sode namang gole”. (upacara menebus tanah dengan sebatang gading-moko dan kalung emas/Lodan). Benda adat tersebut di atas diberikan kepada suku witak lamawaleng, luwo waleng koli baran.


Wulu Bure Bala Kenerang dibawah ke Koli Buto sedangkan Lodan Sode Namang Gole dibawah ke Ebak. Setelah penyerahan benda-benda adat tersebut, masyarakat Serang Gorang dan masyarakat Tanah Tawa dibawa pimpinan para pembesarnya masing-masing membangun Lewotanah Lewohala. Masyarakat kemudian membangun rumah untuk dihuni sebanyak tujuh pulu tujuh buah rumah yang kemudian berkembang menjadi tujuh pulu tujuh suku, (jumlah rumah adat tersebut masih tetap dipertahankan sampai sekarang). Setelah kampung terbentuk, masyarakat kemudian berunding untuk memilih pemimpin yang akan memimpin Lewohala yang lazim disebut Belen Raya. Adapun tata cara pemilihan Belen Raya adalah sebagai berikut: dilakukan lomba menarik bambu yang dipotong, tanpa dibersihkan dari ranting dan daun. Syarat dalam perlombaan adalah bambu ditarik dengan posisi terbalik, yakni bagian ujung bambu berada didepan.

Titik star lomba adalah kampung (Lewohala) sampai ke pantai. Suku yang sampai terlebih dahulu di pantai berhak menjadi pemimpin. Lomba ini kemudian dimenangkan oleh suku Serang Gorang atau suku pendatang. Hasil perlombaan ini dianulir oleh suku Tanah Tawa, karena suku pendatang berlaku curang dalam perlombaan. Akhirnya disepakati cara kedua yakni dengan membuat Ceremony adat gantung domba (peke ehang). Masing-masing pihak menanggung seekor domba, domba tersebut digantung pada saat bersamaan. Namun sebelumnya, masing-masing pihak menyampaikan doa.

Sumber : http://mediamisteri.blogspot.com

SEJARAH KAMPUNG LEWOHALA



Masyarakat adat Lewohala pada mulanya berasal dari kepulauan Maluku (Serang Gorang Abo Muar). Pada tahun 1000 masehi, Nenek Moyang kami berangkat meniggalkan tempat asalnya mencari tempat baru untuk didiami. Adapun alasan perpindahan sebagai berikut:

1. Sengketa antara kakak beradik ( puke kawi lusi lei, geni kawa magarai)

2. Perang antar kampung yang tidak berkesudahan

3. Terdesak oleh pendatang-pendatang baru

Dengan demikian nenek moyang kami mulai membuat perahu ( tula tena tani laya) dan menyiapkan segala keperluan untuk berlayar mencari tempat hunian baru. Mereka kemudian berlayar ke arah barat Nusantara (seba nuho gena katan).


13248975361998802627
-ini adalah salah satu rumah adat di Kampung adat Lewohala-di Lereng Gunung Ile Ape-Lembata-NTT



Setelah beberapa lama dalam pelayaran, tibalah mereka di suatu tempat yang dikenal dengan nama pulau Lepan Batan –Keroko Puken (uli taga sao songe-kebo tena lulu laya).

Cukup lama mereka tinggal disana dan akrab dengan penduduk-penduduk disekitar yakni: Kedang Kalikur.

Pada suatu hari masyarakat Serang Gorang membuat pesta dan mengundang orang Kedang untuk menghadiri pesta mereka. Tuan pesta membunuh ternak berupa kambing dan babi untuk menjamu para tamu. Anehnya masyarakat Kedang tidak berselera dengan lauk pauk yang dihidangkan. Para tamu hanya mau makan jika disajikan daging belut (tuna), karena daging belut tidak tersedia, pesta akhirnya ditunda. Para pelaya diperintahkan untuk mencari belut di laut ( perepa/hutan bakau). Belut yang dicari di dalam hutan bakau tak juga ditemukan. Sementara dalam pencarian, tiba-tiba para pelayan bertemu dengan seorang pencari ikan, kepada pencari ikan para nelayan bertanya; adakah ia ( pencari ikan) pernah melihat tuna? Jawab pencari ikan” saya hanya pernah mendengar ceritra bahwa disini ada tuna piaraan dalam lubang bakau, milik seorang tuan tanah”. Mendengar itu para nelayan langsung menuju ketempat dimana tuna dipelihara dan memasang api di depan lubang. Sambil menunggu keluarnya tuna, mereka bernyanyi (sole) sebagai berikut: “ lodo hau tuna bera lodo hau, tobo miang pae wenge tuna bera lodo hau”.

Karena kepanasan akhirnya tuna tersebut keluar, dengan gembira para pelayan mengambil dan membawanya pulang untuk disajikan sebagai hidangan perjamuan dengan para tamu dari Kedang.

Sepanjang malam acara pesta digelar, sole-oha memecah kesunyian malam. Kira-kira pukul 03.00 pagi, awan mendung menutup langit, guruh gemuruh Guntur disertai petir menggelegar seakan membelah bumi, bersamaan dengan datangnya hujan nan lebat, banjir bandang segera melanda kampung, keramaian pesta berubah seketika, masyarakat menjadi ketakutan. Pembesar kampung membunyikan nafiri pertanda bahaya segera menimpa. Tak berapa selang, terasa gempa mengguncang bumi, bersamaan dengan laut pasang, bencana hebat melanda kampung lepan batan-keroko puken (blebu lebu, blera lerang), ditengah ketakutan, pembesar kampung mengumumkan agar masyarakat segera menyelamatkan diri.

Masing-masing mereka lalu menyelamatkan diri menggunakan perahu. Ada yang kemudian berlayar ke arah utara, selatan, timur dan barat. Yang berlayar menyusuri pantai utara lalu tiba di Kedang (meru wetan tuka-para wailolon), sedangkan yang berlayar menyusuri pantai selatan kemudian melabuhkan perahunya di nila wuyo kape, lama lera dan lewo bala, sebagian lagi terus berlayar dan tiba di pulau adonara dan pulau solor (wulo sodong-arang bao). Wulo sodong, tanah boleng, arang bao, waiwuring- sagu arang.


Nenek moyang cukup lama mendiami kedang dibawah pimpinan ola baga tugu wulan dan pati useng kei lera sedangkan yang di adonara dibawah pimpinan pati arakiang dan kayo wua boli ama.

Tidak lama nenek moyang tinggal di waiwuring dan sagu arang, karena semacam penyakit aneh menimpah yakni: penyakit ketili witi dan udung lawaj. Mereka akhirnya mengambil keputusan untuk mencari tempat baru. Mereka berlayar menuju ile anakoda, dan sempat menurunkan sebagian di lewokea (lewotolok-sekarang) dan sebagian berlayar terus ke arah utara timur. Dan tibalah mereka di bui baran dan melabuhkan perahunya.

Disamping tanjung lakadoni bapak hali sabo ama sempat menggal sebuah sumur di depan jong bute balu bihang, mereka kemudian memutuskan untuk menetap. Setelah sebulan mereka tinggal, terjadila perundingan diantara mereka untuk membagi tugas dan tempat tinggal.

Pembagian itu yakni:

1. Kaka lewo bolo

2. Arin lewo lere

Kaka lewo bolo tinggal di lereng gunung ile ape dengan tugas: tanam kelapa, pisang, pinang dan siri. Sedangkan arin lewo lere tingggal diantara pantai dan gunung yakni: kewatu moting dan sekaligus bertugas mencari ikan (nelayan), masak garam, bakar kapur untuk dibarter antara mereka.


Kakan lewo bolo kemudian menetap disebuah tempat bernama mita rota guma gole. Ditempat tersebut sudah ada penghuninya yakni tede tawa tanah, disana mereka hidup bersama. Kedatangan mereka atas undangan tede tawa tanah untuk membantu melawan musuhnya yang bernama sadu rupa lima letu dan ekan watan lolon.

Setelah saling mengenal mereka kemudian berunding untuk membangun kekuatan bersama menyerang musuh sadu rupa lima letu dan ekan watan lolon. Perang cukup banyak memakan korban, baik korban jiwa maupun harta beda. Namun demikian musuh besar belum berhasil ditumpas. Karena terus saja mengalami kekalahan mereka kemudian meminta bantuan dari saudara-saudara mereka yang tinggal di kedang tepatnya yang tinggal di meru watan tuka para wailolon dibawah pimpinan ola baga tugu wulan dan pati usen kei lera.

Beberapa delegasi diutus untuk menemui ola baga tugu wulan dan pati usen kei lera. Ola baga tugu wulan dan pati usen kei lera, kemudian menyetujui permintaan dan akhirya berangkat bersama. Dalam perjalanan pulang mereka sempat melabuhkan perahunya di wai bao hadakewa. Dari situ mereka berlayar lagi menuju okang paga wewa matan. Adapun barang yang dibawah oleh ola baga tugu wulan dan pati usen kei lera adalah:

1. Wuhu pito labi lema (senjata kuno)

2. Sedo wu nake lolong (ritual pesta kacang)

3. Api lera ku keneheng (alat pembuat api dari bambu)


Di okang paga wewan matan telah mereka berjumpa dengan para pembesar kakan lewo bolo dan arin lewo lere, juga pembesar tana tawa, perjumpaan diwarnai isak tangis.

Mereka kemudian berunding untuk membangun strategi perang melawan musuh. Perang demi perang dilalui namun musuh belum juga berhasil ditumpas.

Oleh karena sering mengalami kekalahan, mereka kemudian mengutus delegasi menemui sadu rupa lima letu untuk berunding. Strategi ini boleh dibilang berhasil, putri kesayangan sadu rupa lima letu somi solang gewo (kewa kala nidi) dinikahkan dengan a’wote abo ama (soge laka rowe) dari suku serang gorang.

Perkawinan dimaksud untuk mencari tahu rahasia perang dan kekuatan sadu rupa lima letu serta benteng pertahanan sadu rupa lima letu. Somi salang gowa akhirnya membeberkan seluruh rahasia kekuatan ayahnya sadu rupa lima letu kepada suaminya a’ wote abo ama (soge laka rowe).

Berbekal ceritra dari somi solang gewo, nenek moyang kemudian mulai berundig dan membangun strategi baru.

Diceritrakan bahwa: sadu rupa lima letu dan ekan watan lolon bertempat tinggal di atas pohon (lewwa). Salah satu kebiasaan sadu rupa lima letu adalah membuang air kencing melalui saluran yang terbuat dari sebatang bambu bulu.

Suatu malam di kediaman sadu rupa lima letu sedang berlangsung pesta pernikahan yang meriah, saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Panglima a’ wote abo ama (soge laka rowe) bergerak menuju kediaman sadu rupa lima letu dan menunggu persis didekat saluran bambu. Tak lama berselang, terdengar derap langkah sadu rupa lima letu.

A’ wote abo ama dengan segera memasukan panahnya kedalam lubang saluran, setelah terlihat air seni menetes panah pun dilepas. Sadu rupa ima letu tewas seketika dan jatuh dari atas pohon lewwa. A’ wote abo ama lalu memotong kaki dan tangan sadu rupa lima letu dan kemudian dibawanya menuju namang (tempat hiburan) dimana seluruh masyarakat sadu rupa lima letu sedang berpesta. Ia lalu membuangkaki dan tangan sadu rupa lima letu ketengah kerumunan. Melihat itu masyarakat menjadi panik, ditengah kepanikan seorang tukang sole masih sempat lagukan solenya yang berbunyi: “ sedan aku digelema, pelali lei ge sadu rupa lima letu lei hae. Tutu padu solang dama dai hotoro uhe “ obor kemudian dinyalakan untuk memastika kaki dan tangan siapa yang dibuang itu. Masyarakat terkejut dan semakin panik ketika mengetahui bahwa kaki dan tangan tersebt milik panglima besar mereka sadu rupa lima letu. Karena ketakutan mereka kemudian melarikan diri untuk bersembunyi. Ketika pagi menjelang, ekan watan lolon membunyikan nafiri untuk memanggil masyarakatnya berkumpul dan menguburkan mayat panglima besar mereka.


Suasana haru menyelimuti masyarakat sadu rupa lima letu. Kesedihan itu semakin menjadi ketika kemudian diketahui bahwa orang yang menbunuh sadu rupa lima letu adalah suami dari somi solang gewo- a’ wote abo ama. Akibat kejadian ini perang sempa terhenti untuk beberapa saat.

Namun setelah itu, ekan watan lolon membangun lagi kekuatan untuk melancarkan serangan kepada suku serang gorang dan tanah tawa. Lagi-lagi korban berjatuhan terlebih pada suku serang gorang dan suku tanah tawa. Dituturkan pula bahwa, perang saat itu menyebar sampai ke lewotolok. Ekan watan lolon dan pasukannya selalu menang dalam pertempuran itu. Oleh karena kemenangan dalam peperangan, ekan watan lolon kemudian melagukan sebuah sole sebagai berikut: “ jadi hala, hala lawa jadi hala, tolok ile ale gole, lawa jadi hala”. Sole sindiran ini menyebabkan kemarahan besar pihak serang gorang dan tanah tawa. Strategi perang baru pun mulai disusun. Para prajurit serang gorang pun diperintahkan panglimanya untuk menggali lubang jebakan dan memasang ranjau pada tempat yang biasa dilalui ekan watan lolon musuh besar mereka.

Strategi ini berhasil menangkap ekan watan lolon. Tubuh ekan watan lolon kemudian ditarik ke kampung serang gorang oleh panglima hala tede dan prajuritnya. Rakyat serang gorang yang selama ini memendam kemarahan berbondong-bondong datang menyaksikan musuh besar mereka yang berhasil ditangkap. Tak ketinggalan kaum ibu, yangdatang dengan membawa pisau dan mengiris sedikit demi sedikit tubuh ekan watan lolon. Luka yang mengangah kemudian disirami garam bercampur Lombok dan cuka. Tidak puas dengan perlakuan itu, ekan watan lolon kemudian diseret ke lewotolok untuk didera. Dalam perjalanan pulang ekan watan lolon meratapi nasibnya sebagai berikut: “ kaka sadu take kae, nong go ekan watan lolon gali hae, pana-pana kai mataj lali kepa bunu tali, gawi-gawi kai lola weli wulo dopi lara. Tanah sira paji ike ekan laga doni pama buto bote nai doan kuma doro nai lela”. Pada akhirnya ekan watan lolon meninggal dan dimakamkan disebuah tempat yang bernama “kepa tawa”

Meninggalnya dua panglima perang ini membuat rakyat watowita dan kumata bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Dibawah pimpinan anak kandung sadu rupa lima letu yang bernama leba letu, mereka kemudian pergi mencari tempat hunian baru.

Sumber :http://mediamisteri.blogspot.com


Sepenggal Kisah Fr Yulius Luli Tedemaking yang di Ambil dari Majalah Online berbahasa jerman

 Saat Tema: Indonesia adalah independenPara Redemptoris di IndonesiaWawancara dengan Wakil Provinsi Fr Yulius Luli Tedemakingjuga:Pertemuan pemuda internasional di Thorn pada 6-10th Agustus 2001- Berita & Informasi- Kematian- Tanggal- Input**********************************

PENGANTAR:
Sayang pengguna internet dan pengguna internet!
Seperti pada tanggal 16 Januari 1957, lima pertama Redemptoris Jerman tiba di pulau Sumba, pasti tidak ada yang berani bahkan berharap bahwa misi di salah satu terkecil dan pulau-pulau termiskin Indonesia akan menjadi seperti sukses besar. Dalam mendatangtahun Wakil Provinsi kami sekarang wiraswasta adalah alasan yang cukup bagi kita, newsletter saat akan mendedikasikan topik ini, dan dengan laporan yang bertanggung jawabdi sisi Jerman (P. Mei) dan beberapa kutipan dari sebuah wawancara dengan Wakil Indonesia-Provinsi.Kami juga memiliki laporan Pertemuan Pemuda Internasional di Torun,bahwa dari 6-10 Agustus berlangsung.
Atas nama seluruh tim internet, saya berharap Anda senang membaca
Frt Benediktus KISTERS

SAAT TOPIK:
Para Redemptoris di Indonesia- Provinsi ini wiraswasta -
1956 adalah saudara pertama dari provinsi Cologne dari Redemptoris sebagai misionaris di pulau Sumba di Indonesia. Ada dan di pulau tetangga Sumbawa-sepuluh sebelumnya Yesuit dan kemudian Misionaris Sabda Allah memulai misionaris. Para Redemptoris telah diplot dari Roma misi ini. Sampai saat ini, hampir 50 Redemptoris Jerman telah bekerja sebagai misionaris di Sumba dan Sumbawa sebelumnya juga, tetapi hari ini hanya ada tujuh pada usia 63-90 tahun.
Awalnya, dan selama bertahun-tahun adalah pembentukan paroki di latar depan misi. Saat ini, hanya beberapa imam dalam karya pastoral paroki, tetapi Redemptoris telah meningkatkan profesi tertentu mereka ada yang mengatakan: Karisma dihadapi, misi gereja, pembaruan iman dan imanbensvertiefung bertujuan.
Selama sekitar tiga puluh tahun, ketika misi sudah mendapatkan tanah yang kokoh, para Redemptoris telah mengintensifkan tindakan untuk mempromosikan bakat lokal.Saat ini, ada 35 imam pribumi dan sekitar banyak mahasiswa teologi dan calon imam. Mereka belajar di Yogyakarta / Jawa di Fakultas Filsafat-Teologiity Yesuit. Dengan demikian, Indonesia Wakil Provinsi memiliki hanya di bawah 80 anggota, panjang ketebalan sasaran, yang seharusnya memiliki sebuah provinsi yang independen. Hal ini dikelola dan masih terus berkembang dalam hal itu dan untuk mengambil pulau-pulau lain kaki seterusnya Flores dan Timor Barat. Di Jakarta, mereka telah mengambil sebuah paroki besar.
Setelah 46 tahun, Wakil Provinsi, pada tanggal 1 Agustus 2002 dibawa ke provinsi yang berdiri sendiri. Dia memiliki garis lengkap dan Indonesia sudah jauh lebih lama wajah salah lagi Indonesia selama beberapa tahun.
Dengan provinsi Cologne, mantan provinsi induknya, mereka kemudian akan membentuk semacam "persahabatan". "Ibu" tapi akan terus melakukannya untuk dewasa "Putri" bertanggung jawab, terutama finansial, karena orang hanya, Juga pada bidang utama kerja, di Sumba sangat miskin dan tidak mampu mengumpulkan dukungan dari pelayanan mereka. Jadi provinsi Indonesia juga akan berharap bahwa di Jerman untuk waktu yang lama mempertahankan persahabatan misi Sumba. Semangat misionaris Kristen di "tua" dunia hanya dalam acara ini solidaritas terhadap gereja-gereja muda.
P. Hermann-Josef Mei, C.Ss.R.
Wawancara dengan Wakil Provinsi Fr Yulius Tedemaking
P. Yulius, tahun lalu adalah Cologne Provinsi, Fr Dietger kerendahan hati untuk mengunjungi Sumba. Apa yang bisa dia pada kesempatan ini karya Redemptoris di rumahIndonesia lihat?
P. Demuth bukan rute langsung Cologne - Sumba dan ditarik, tetapi hanya melakukan perjalanan ke Flores untuk melihat misionaris lingkungan kita di tempat kerja danTempat di mana cabang akan segera dibangun. Kemudian dia berada di Kupang / Timor Barat di mana kita ingin mengambil penggembalaan sebagai awal dari sebuah cabang baru. Hanya setelah P. Demuth datang ke Sumba, di mana ia mengunjungi semua saudara di tempat kerja merekamemiliki. Untuk Sumba berhenti berikutnya adalah seminar di Yogyakarta di pulau Jawa. Dan akhirnya, ia telah menjadi rumah baru kami di Jakarta, ibukota Indonesia dianggap mana sudah tiga bersaudara sekarang tinggal dan bekerja di paroki pelayanan. Jadi P. Demuth mendapatkan gambaran yang baik tentang pekerjaan kamidan rencana kami untuk beberapa tahun ke depan. Tentu saja, ini "pulau hopping" tidak liburan à la carte, tapi ada hubungannya dengan fakta bahwa kita adalah sebuah provinsi otonom tahun depan.
Wakil Provinsi memiliki begitu lalu untuk mendirikan cabang lebih cepat?
Ini bukan rencana yang sama sekali baru, tetapi telah lama dipertimbangkan dan direncanakan. Kami tidak hanya akan fokus pada Sumba, tetapi gunakan redemptoristisches karisma kami di pulau-pulau lainnya.
Tapi Sumba bidang Redemptoris bekerja - atau Anda tidak perlu lagi kita ada?
Para Redemptoris memiliki sejarah panjang dengan Gereja Sumba, dan ada ikatan hati banyak dengan umat Katolik dari pulau ini. Ini tidak akan menyerah. Selain itu, di Gereja Sumba dibutuhkan untuk beberapa waktu. Pada kesempatan ini kami miliki sebagai salah satu kegiatan utama empat kami yang membantu membangun Gereja diSumba berkomitmen.
P. Yulius, Anda juga anggota Dewan Keuskupan Keuskupan Weetebula Sumba. Seberapa jauh keuskupan sudah ada sendiri, manusia, keuangan, pastoral?
Uskup telah berusaha dalam beberapa tahun terakhir untuk membawa lebih banyak jemaat ke Sumba, saat ini sudah ada sembilan orang yang bekerja di sini. Dua siap untuk memulai dalam beberapa bulan mendatang di Sumba, Salesian Don Bosco dan Karmelit. Keuskupan juga memiliki pembangkit sendiri imam, sehingga mereka dalam beberapa tahunren akan dapat menempati sebagian besar paroki untuk para imam diosesan. Secara finansial dia tidak berbeda dari kita Redemptoris untuk proyek-proyek besar seperti gereja dan untuk pemeliharaan dari Pusat Pastoral itu jauh bergantung pada bantuan dari luar negeri, terutama di lembaga bantuan gereja yang besar di Jerman.
Banyak terima kasih untuk wawancara ini, Fr Yulius.

Pertemuan pemuda internasional di Torundari 6 sampai 10 Agustus 2001
Setiap tiga tahun, pertemuan pemuda internasional dari Redemptoris diselenggarakan di negara yang berbeda. Kali ini harus kelompok kami, yang terdiri dari 17 peserta di bawahMemimpin kepemimpinan Pastor Jürgen Langer, cara untuk Polandia di kota Toruń. Tujuan dari pertemuan pemuda adalah untuk menunjukkan bagaimana untuk menangani iman di berbagai negara dan bagaimana Redemptoris aktif di sana.Pertemuan pemuda tahun ini diselenggarakan di bawah motto: "Building Bridges". Ini tema utama terlihat di banyak tempat dari program yang luas lagi dan menjabat sebagai titik awal untuk diskusi yang diselenggarakan kelompok diskusi dan lokakarya.Jadwal harian dibagi menjadi beberapa bagian yang berbeda, seperti biasa. Setelah doa pagi diadakan pertama dibagi dengan kelompok diskusi bahasa. Ada diskusi tentang topik yang sebelumnya disampaikan presentasi kepada publik. Lokakarya sore diperoleh dengan regis-tion bisa memilih dalam daftar itu sendiri. Seperti halnya pertemuan kaum muda, sehingga tahun ini adalah lokakarya "Dance Irlandia", di mana sebuah tarian rakyat Irlandia dapat dipelajari,staf dengan seratus tiga puluh peserta dengan kapasitas maksimum gimnasium.Malam hari biasanya menghabiskan menghadiri acara malam di gedung olah raga. Dalam konteks ini, gagasan masing-masing negara dan kelompok-kelompok yang melakukan perjalanan berlangsung. Karakter negara atau kebiasaan mencoba untuk menyampaikan kepada semua peserta.Tempat tidur kami yang tidak kali ini di sebuah tenda ratus orang di padang rumput, tetapi dalam lima kamar-orang kecil di salah satu sayap gedung sebelah biara lokal, yang tidur jauh lebih tenang dan lebih santai malam diaktifkan.Meskipun beberapa organisasi dangkal, tetapi mereka belum terwujud dalam setiap pertemuan kaum muda, itu adalah untuk menemukan pengalaman yang menarik dan merangsang dan dia-hidup sebagai bangsa atau kelompok lainnya hidup dan menyajikan iman mereka. Saya pribadi percaya bahwa kita berada dalam sesuatu yang jelas-diri dan ketenanganBerurusan dengan agama bisa abschauen. Bagi saya, pertemuan pemuda selalu merupakan pengalaman penting yang menunjukkan bahwa agama dan keyakinan dapat tinggal di sebuah berbeda dari cara lama dan bahwa begitu banyak harus pergi kompulsif dari Anda mungkin terbiasa sendiri.Dalam hal apapun, saya senang bertemu lagi dalam tiga tahun, beberapa orang yang selalu mengambil cara yang sangat sangat lama untuk mendapatkan tiga hari dengan lainnyapertukaran ren tentang iman mereka.
Lukas Wiewiorra

BERITA & INFORMASI
Frt Benediktus KISTERS mengaku profesiFr Provinsi Dietger kerendahan hati, dengan persetujuan Dewan Provinsi 12 Juni 2001 Bruder Benedict KISTERS untuk mengambil sumpah untuk periode tiga tahun-kiri.Upacara profesi akan berlangsung pada Minggu 30 September 2001 di gereja biara di Forchheim.Dalam upacara profesi, penunjukan ke layanan dari lektor dan akolit akan terjadi dimana Dewan Provinsi juga telah memberikan persetujuannya.
OStD yaitu Murah Peter Ketua Kelompok Kerja DaerahKepala sekolah dari Collegium yang Josephinum Bonn sekolah, Mr OStD iE Peter Murah, pada 29 Maret 2001 sebagai ketua Daerah Asosiasi Katolikantara sekolah dipilih oleh lembaga independen.
Kegiatan baru untuk P. Wilhelm SchulteVikaris Jenderal Keuskupan Agung Paderborn P. Wilhelm Schulte, dengan persetujuan uskup agung, dan dalam perjanjian dengan Bapa Provinsi 1 September 2001 karya pastoral di paroki St Lambertus Grönebach terkait cabang gereja dari Visitasi di Hidfeld, St Agatha Niedernfeld, St Yohanes Penginjil. Siedlingshausen dan St Lucia dan Silbach Willibrordus ditugaskan, yaitu di PastoralverbundSiedlingshausen.P. Schulte, yang sejak tanggal 15 Juli 2001 kembali ke Jerman, untuk bertempat tinggal di pastoran di medan rendah.

Mendiang
Norbert P. BorrmannPada tanggal 12 Meninggal Mei 2001 di Kota Kudus pada usia 85 tahun, Norbert P. Borrmann, lahir pada 24 April 1916 di Breslau, mengaku pada 29 April 1948, ditahbiskan sebagai imam pada tanggal 27 Desember 1949, Pastor Paroki, penumpang di novisiat, pengakuan dengan katedral diDresden
Joseph P. LuckasPada tanggal 25 Weetebula meninggal pada bulan Juli 2001 (Indonesia) pada usia 89 tahun, Joseph P. Luckas, lahir 27 Desember 1911 di Metzenhausen (lingkaran mendidih, Hunsrück), mengaku pada 6 April 1934, ditahbiskan sebagai imam pada tanggal 13 April 1939, seorang misionaris di Indonesia sejak tahun 1957, pertama kali unggul misi baru didirikan di Sumba dan Sumbawa.

TANGGAL
25 tahun Sekolah Menengah dari Collegium Josephinum Bonn8 November 2001 merayakan sekolah menengah dari Collegium Josephinum Bonn 25 tahun mereka. Sebuah upacara akan diikuti oleh layanan perayaan di 9 jam.Oleh Pemerintah Umum mengasumsikan Umum Anggota Dewan P. Stanis? Aw bagian Wrobel.
Pertemuan Pastoral provinsi Cologne pada tahun 2002Dari Minggu 6th Januari hingga Rabu, 9 Januari 2002 akan diadakan konferensi pastoral provinsi Cologne di Geistingen biara.Pada hari Senin, tanggal 7 Januari 2001 P. Prof Dr Medard Kehl SJ akan berbicara pada topik: Gereja dan Ketertiban dalam budaya modernitas.
Beatifikasi Bapa Redemptoris Methodius Dominick TrchkaPada hari Minggu, 4 November 2001, Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus adalah Redemptoris Pastor Metodius Dominick Trchka beatify.

INPUT
Ketika saya mencobaSesungguhnya mengikuti Yesus Kristus,Saya sering merasaseperti sehelai rumputdi padang rumput yang luas.Tapi aku tahubahwa salah satu rumputmentransmisikan gaya dalam dirinya sendiri,untuk meledakkan batu.
Norbert Hoffmann



************************************************
Wajib / Kontak:
Newsletter ini dikirim kepada semua orang, pada layanan initelah terdaftar situs kami. Stray dan duplikasi, kita bisatidak mengecualikan, untuk catatan yang sesuai tetapi sangatbersyukur.